Latest Movie :
iklan banner
Recent Movies

Tiny titted needy teenager wants orgasms




Asian American teen gives amazing sensual nuru massage




Menikmati Tubuh Gadis Di Kolam Renang


Hari saya, sekitaran 12 siang, saya barusan tiba di vilaku di puncak. Pak Joko, penjaga vilaku membukakan pintu garasi hingga saya dapat memarkir mobil saya Pheew … saya pada akhirnya melepas kelelahan sesudah ambil satu minggu sepanjang UAS. Saya menginginkan ambil bebrapa waktu tenang saat, tanpa ada ditemani siapa juga, saya menginginkan menikmatinya sendirian ditempat yang jauh dari hiruk pikuk ibukota Jadi saya tambah baik nikmati privacy saya, jadi saya menyebutkan pada Pak Joko pulang ke tempat tinggal yang berada di desa sekitaran sini.
Tn. Ricardo mempunyai bekerja ditempat ini mulai sejak ayahku beli villa ini sekitaran 7 th. waktu lalu, dengan keberadaannya, vila kami tertangani baik serta belum juga sempat dirampok. Dia nyaris seperti bapak saya, 50-an lebih, tinggi serta kurus dengan kulit terbakar hitam. Saya sesungguhnya punya niat mengerjainya daridulu, tapi mengingat dia cukup setia pada ayahku serta sangat jujur, jadi kuurungkan niatku.
“Punten Neng, bila umpamanya ada butuh, Bapak juga akan pulang kok, tinggal dateng aja” pamitnya. Sesudah Pak Joko pergi, saya bersihkan semuanya barang bawaan. Saya menjatuhkan diri ke tempat tidur sembari menghela napas, lega sesudah dipisahkan dari buku kuliah. Cuaca hari itu cerah, matahari bercahaya dengan disertai angin sepoi-sepoi yang buat situasi merasa lebih enjoy. Saya jadi menginginkan berenang, terlebih sesudah saya lihat kolam air di belakang bersih sekali, perawatan tekun Pak Joko dari villa ini. Selekasnya saya ambil peralatan berenang serta menuju ke kolam renang.
Sesampainya ada penyusunan beda saya terasa begitu baik, demikian tenang, kalau cuma ada kicau burung serta gemerisik air angin tertiup. Mendadak kegilaan, Sampai kini, tenang kesepian, bagaimana bila saya cuma berenang telanjang, tetapi tak ada orang yang lain disini tapi saya anyway saya suka orang kagum pada keindahan badan saya. Jadi tanpa ada fikir panjang sekali lagi, saya melepas satu per satu semuanya pada badan saya, termasuk juga arloji serta perhiasan semuanya hingga betul-betul telanjang seperti waktu lahir. Sesudah keluarkan cincin paling akhir pada badan saya, saya segera melompat kedalam kolam. Aahh.. merasa demikian baik untuk berenang telanjang begini, badan merasa lebih enteng. Sekian kali saya bolak-balik dengan sebagian style terkecuali style punggung (karna saya tidak dapat, hehe..)
20 menit sepanjang saya ada di kolam renang, saya juga akan terasa haus serta menginginkan istirahat sebentar untuk berjemur di kolam renang. Saya lalu bangkit serta mengeringkan badanku dengan handuk, sesudah saya ambil sekaleng coca-cola dari kulkas, saya kembali pada kolam. Kurebahkan diriku di kursi enjoy disana serta saya menggunakan kacamata hitamku sembari nikmati minumku. Untuk melembutkan kulit putih tidak terbakar matahari, saya ambil oilku berjemur serta menggosok-gosok semua badan saya tampak mengkilap. Jadi cuaca lezat disini buat saya mengantuk, jadi janganlah terasa saya perlahan jatuh tertidur. Di dalamnya saya berbaring di kolam tanpa ada apa-apa yang menempel pada badan saya, terkecuali untuk kacamata hitam. Bila saja ada pencuri masuk serta lihat kondisi saya sesuai sama itu, sudah pasti saya diperkosa hingga mati.
Tengah tidur saya, saya terasa ada suatu hal yang meraba badanku, tangan itu membelai paha saya serta lalu menebar ke dada. Saat tangan menyentuh pangkal paha bibir mendadak buka mata saya serta saya terperanjat karna saya terasa itu tidak cuma mimpi. Saya lihat ada seorang yang mencapai saya serta jadi saya membangunkannya dengan sigapnya menyambar bahu saya serta dengan tangan menutupi mulut, menghindar saya dari menjerit. Saya mulai mengetahui orang, ia yaitu Taryo, penjaga vila tetangga, ia berumur 30-an, berwajah sedikit buruk dengan gigi bengkok, pipi cekung serta matanya benar lebar dimuka wajahku.

CEWEK ABG YANG BARU LULUS SMU


Gadis yang bernama Novi ini baru lulus dari sekolah SMUnya dan menikmati dunia baru yang sekarang dia masih muda umurnya 18 tahun aku berkenalan dengannya 1 bulan yang lalau saat aku mencari hiburan karaoke, dia adalah pemandu karaoke kami sempat ngobrol kesana kesini dan akhirnya dia curhat mengapa dia bekerja disini karena terpaksa unutk menebus biaya ujian saat di bangku SMU.

Masih terbayang liukan tubuh yang mengundang jiwa kelelakianku. Aku harus menaklukkannya, kataku dalam hati. Dengan pengalaman yang kumiliki, akhirnya bisa juga dia kutaklukkan. Namun aku jadi ngeri sendiri, betapa tidak, aku pernah berjanji pada diri sendiri, aku nggak akan pernah mau menyentuh perempuan yang masih perawan, sepertinya telah kulanggar.
Saat mulai kucumbu sang Nova…, baru pada taraf permulaan, dimana mulut kami saling berpagutan, dan tangan bebasku mulai bergerilya menjelajahi dadanya, dia sudah melenguh-lenguh mendapatkan orgasmenya.
Profil seorang gadis yang belum pernah tersentuh tangan jahil lelaki. Belum lagi saat lidahku sudah mulai menyapu dada dan klitorisnya, tak terhitung dia telah mengalami orgasme berapa kali. Di hotel M***, seolah tak sabar kulucuti pakaiannya satu persatu, dengan ciuman bertubi- tubi di mulut dan lehernya, membuatnya tak sadar apa yang sedang kulakukan.
Kutempelkan batangku yang masih terbungkus jeans ke kakinya untuk menambah sensasi bagiku dan baginya. Kumulai manuver yang menjadi favoritku, jelajahan lidah ke sekujur tubuh, yang kumulai dari mulut dan bergeser ke arah lehernya, sementara tanganku mulai menemukan mainan yang sangat mengasyikkan, bungkahan dada yang sangat kenyal, dan menantang.
Putingnya masih merah, dan menunjuk ke langit. Tak sabar segera kusapukan lidahku menyusul tangan yang sudah mendahului. Tubuhnya mulai mengejang, menunjukkan Nova sudah memperoleh orgasmenya yang pertama, diimbuhi dengan lenguhan- lenguhan sambil menyebut-nyebut namaku….
“Oh…., mas,…. Ough… shhhh!” Lenguhan perlahan namun ragu-ragu, menunjukkan betapa amatir gadis dalam pelukanku ini. Seolah tak puas tanganku mulai merayap merasakan kehangatan vaginanya yang sudah teramat basah.
Kudapati klitorisnya yang sudah mengeras dan licin, memudahkanku untuk mempermainkan dengan tangan. Tak kuhentikan jilatan-jilatan lidahku di putingnya. Sekali lagi dia mengejang, dan melenguh menggapai orgasme keduanya.
Tanpa memberi kesempatan untuk beristirahat, mulai kuturunkan jilatan- jilatanku kea rah perut, dengan tujuan yang pasti… kitoris….. Jilatan-jilatan yang turun perlahan dari dada ke perut, mulai membangkitkan semangatnya kembali. Kususuri perut langsingnya dan kubiarkan bermain- main agak lama di sana, menimbulkan rasa geli dan penasaran baginya.
Kuturunkan lagi lidahku menuju ke selangkangan yang semakin lembab miliknya, hingga kudapati klitorisnya yang semakin mengkilat dan keras. Indah memerah merekah dan bau khas cairan vagina yang sangat kusuka, namun milik si Nova ini lain, bau yang harum, menunjukkan betapa terawat tubuhnya.
Tak lama lidahku memainkan klitorisnya, sambil sekali-sekali kususupkan ke liang vaginanya, kembali dia mengejang dan meracau tak menentu sambil menyebut-nyebut namaku…. “Oh…., mas,…. Ough… shhhh! Sudah mass..sh… dia mengeluh….”
Kuhisap cairan yang meleleh keluar dari vaginanya… Rasanya sangat khas dan memabukkan. Lenguhan-lenguhan yang bisa membuatku gila, namun otak warasku masih bisa berpikir. Jika dengan sentuhan-sentuhan dan jilatan-jilatan itu saja bisa membuat orgasme Nova lebih dari sekali, jangan-jangan dia masih murni dan perawan.
Mulai kuangkat tubuhku dan dan kubaringkan sejajar disampingnya serta kulolosi pakaian yang menempel ditubuhku tanpa kecuali. Kutarik tangannya untuk mulai mempermainkan penisku. Ada hentakan keras dari Nova, jangankan untuk memberikanku kepuasan, untuk menyentuhnyapun dia tak mau.
“Terus harus bagaimana aku bisa memperoleh kepuasan ?” Keluhku padanya sambil berusaha merayu. Kembali kujilati dadanya tuk membuatnya kembali terbuai, dan sepertinya berhasil. Kurasakan lagi tubuhnya mulai membara lagi.
Kulihat gelengan kepala saat kucoba lagi untuk meraih tangannya. Imajiku yang liar membuatku semakin tak tahan…
Aku harus mendapatkan kepuasan itu. “Ya, kalau gitu dimasukin aja, ya ?” kataku seolah mengancam. Tak terdengar penolakan dari Nova, walaupun kulihat ada reaksi lain darinya yang kutahu dia merasa keberatan. Mulai kugesekkan penisku ke mulut vaginanya yang sudah basah, sekedar bergesekan, tak ada niatan untuk memasukkan penisku ke dalam vaginanya.
Sensasi yang sangat memabukkan, apalagi saat gesekan penisku mengenai klitorisnya yang mengeras itu, wow…. Kembali terdengar lenguhan saat penisku menyentuh klitorisnya. “Oh… shhh…” rintihnya, sehingga menimbulkan tanya dalam benakku, bagaimana lagi rintihannya jika penisku kumasukkan dalam vaginanya ? Tak tahan dengan rasa penasaran itu, mulai kuselipkan kepala baja penisku….. dan kurasakan
tangannya menggapai pinggangku, menahan aku untuk tidak melesakkan penisku lebih dalam lagi. Ada lonjakan pinggul dan geraman perlahan keluar dari mulutnya. Kucabut lagi penisku untuk meningkatkan sensasi lain untuknya.
Kumasukkan lagi perlahan-lahan penisku, sebatas kepala bajanya dan kembali tangannya menahan tubuhku. Kembali ada gerinjal perlahan pinggul dan geraman serta nafas tertahan dari Nova seolah kehabisan nafas, disusul kejatan-kejatan seluruh tubuhnya manggapai orgasmenya untuk kesekian kali….
“Oh…., mas,…. Ough… shhhh!” Kucabut lagi, dan kususupkan penisku dan perlahan- lahan kutambah kedalamannya tanpa dia sadari, hingga tak ada lagi yang tersisa. Seluruh batang penisku telah habis memenuhi liang vaginanya.
Mulai kuayun tubuhku secara perlahan- lahan seolah memompa vaginanya, dapat kurasakan cairan yang mulai meleleh keluar mengenai selangkanganku. Mungkin karena gerakan memompa yang perlahan- lahan itulah, kurasakan tubuh Nova mulai membara kembali, ditandai dengan lenguhan tertahan dan goyangan pinggul yang masih tertahan keraguan. Tak lama goyangan perlahan tubuhku, kembali dia mengejat- ngejat bagaikan ikan kehabisan air diiringi rintihan yang membuatku mabuk…. “Oh…., mas,…. Ough…shhhh,
oouuuhhhhhhhhghhh!” Semakin kupercepat ayunan tubuhku untuk segera mengejar ketinggalanku darinya. Tak tertahan lagi lenguhan yang juga semakin cepat seiring kayuhanku yang semakin cepat. “Uh….uh….uh….uh…….ouhhhh….!”
perlahan penuh keraguan namun tak tertahan dan mempengaruhi otak kecilku untuk segera menghabisinya. Mendadak kuhentikan kayuhanku, dan kucabut penisku dari vaginanya, dan kemudian kupandangi wajahnya.
Tak tahan dengan perlakuanku itu, terasa ada tarikan halus dari tangannya untuk melanjutkan permainan yang sengaja kutunda itu. Kulesakkan lagi batang penisku dengan agak kasar menghujam ke vaginanya.
Tak tertahan lagi lenguhan panjang tanpa ada keraguan yang tersisa….. “Aahhhh….. uhhhhh…..nghhhhhh !” Kuayunkan badanku tanpa ragu lagi dengan sepenuh tenagaku, semakin tak menentu pula rintihan yang hinggap ditelingaku, sehingga memancing kenikmatan yang sudah mulai tak dapat kubendung lagi….
Segera kucabut penisku dan kugesekkan ke vagina bagian luar dan klitorisnya. Kugapai ejakulasiku dengan kutekankan penisku ke bawah perutnya tuk mencari sensasi seolah dijepit kehangatan vaginanya, tak dapat kutahan, spermaku memancar deras di antara perut kami seiring dengan lenguhan panjang kami berdua….
“Ohhhh…. oh….. oughhhhh…….. !” lenguhku panjang “Aahhhh….. uhhhhh…..nghhhhhh !” selingnya….. Entah berapa kali aku berkejat-kejat menikmati ejakulasiku. Dan entah untuk yang keberapa kali bagi Nova orgasme itu.
Kugulingkan badanku sambil memejamkan mata, menikmati sisa-sisa kenikmatan yang tak tertahan hingga ujung rambutku. Sementara itu Nova menarik selimut dan berbalik memunggungiku, dan tak berapa lama kudengar nafas lembut teratur, tanpa meperdulikan cucuran keringat dan lelehan sperma yang masih ada di tubuhnya, Nova tertidur pulas. Sentuhan-sentuhan nakalkupun tak mampu membangunkannya dari mimpinya.
Niatku semula yang ingin segera mengulangi permainan ranjang itu aku urungkan. Perlahan tapi pasti nafsuku yang siap menggelora lagi itu menjadi padam.
Tak tega aku kalau ingat bahwa dia telah mengalami orgasme yang menguras tenaga itu berulang kali. Begitu sensitifnya Nova, seolah-olah gesekan celana dalamnya sendiri saat dia berjalanpun bisa membuatnya terkulai penuh kenikmatan.

Dengan Kekasih Yang Hebat


Perkenalkan, namaku Sabrina. Aku dikarunia wajah yang cantik (bukannya aku GR, tapi memang semua teman-temanku, keluargaku dan kenalanku juga mengakuinya). Kata temanku, wajahku mirip salah satu artis Indonesia. Apalagi waktu aku tersenyum, kata mereka sangat mirip. Padahal menurutku biasa saja. Apalagi aku tidak sukar diajak bergaul. Karenanya aku punya banyak teman.

Selain itu aku sangat rajin merawat tubuhku. Fitness, olahraga dan ke salon adalah rutinitasku. Karenanya aku tumbuh menjadi gadis yang energic dan sexy. Baju-baju ketat, semi-transparan dan tank top adalah ‘seragam’ku, sehingga kemolekan tubuhku semakin terpancar. Malah kalau di rumah aku tidak segan-segan untuk tampil sangat sexy. Toh untuk apa punya tubuh sexy kalau tidak ditunjukkan ke orang lain. Tapi aku masih punya batas-batas kewajaran.
Aku kuliah di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Umurku belum genap 20 tahun. Aku sebenarnya asli Jakarta, tapi aku lebih memilih untuk kuliah di Bandung. Biar jauh dari orangtua. Dari sejak SMA aku sudah bercita-cita ingin kuliah jauh dari orangtua. Soalnya malas juga tinggal serumah dengan orangtua, yang sedikit-sedikit melarang ini itu.
Di Bandung, Papaku membelikanku sebuah rumah. Aku tinggal sendiri di sana bersama pembantuku dan anaknya yang masih kecil. Rumahku cukup besar dengan perabotan yang lengkap plus mobil BMW seri terbaru, maklumlah Papaku adalah seorang pengusaha yang cukup sukses. Itu tidak seberapa baginya. Itu adalah hadiahku karena lulus UMPTN.
Sore itu aku baru puLang kuliah. Capek sekali rasanya setelah seharian berkutat dengan kuliah. Bayangkan saja aku kuliah dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore. Non stop. Karenanya aku merasa badanku lelah dan ingin istirahat. Untung besok libur (hari sabtu), jadi aku bisa memanfaatkan waktuku untuk istirahat.
Puh.. Aku mensandarkan tubuhku di sofa ruang tengah. Aku haus sekali, maka kuputuskan untuk memangil Bi Icah agar membuatkan minum untukku. Ups.. Ternyata aku lupa. Bi Icah dan anaknya sedang puLang kampung tadi pagi. Maklum sejak aku tinggal di Bandung mereka belum pernah puLang, jadi kuijinkan mereka puLang kampung. Ah.. Malas benar aku mengangkat pantatku dari sofa. Tapi rasa hausku mengalahkanku, maka dengan malas aku mengambil air dingin di dapur untuk menghilangkan rasa hausku.
Kemudian aku pergi ke kamar, kucoba untuk istirahat. Walau badanku capek sekali tapi aku tidak bisa memejamkan mata. Maka kuputuskan menyalakan komputerku mencoba mencari hiburan. Baru saja kunyalakan komputer, HP-ku berbunyi. Segera kuambil HP-ku dari tas. Di screen tertuliskan “CINTA”, maka segera kuangkat, karena itu adalah dari Adrian, lelakikku.
“Halo Sayang. Lagi ngapain? “Kata suara di seberang sana.
“Ada apa, Dri? Gue lagi sendiri nih di rumah. Gak lagi ngapa-ngapain” jawabku.
“Malam ini jalan yuk, say. Besok kan libur. Mau gak?”
“Aduh gue cape banget nih, Say. Malas keluar. Mending lo aja yang ke rumah. Lagian rumah sepi, Gak ada orang. Sekalian temanin gue. Mau gak?” Rengekku manja.
“Ya udah tunggu aja. 30 menit lagi gue ke sana. Dah Sayang..!” Katanya.
“Dah..”
Adrian adalah lelakik baruku. Orangnya ganteng da sangat perhatian terhadapku. Kami baru jadian sekitar 3 minggu yang lalu. Tapi dia sudah beberapa kali menikmati tubuhku. Yup.. Aku memang cewe yang liberal. Aku menyerahkan keperawananku sama mantanku sewaktu SMA dulu. Jadi bagiku sex bukan hal yang terlalu tabu. Tapi aku masih tahu tata krama. Aku gak sembarang tidur dengan lelaki. Aku gak mau dicap cewek gampangan. Aku hanya mau ML sama orang yang benar-benar kucintai. Ya.. Seperti Adrian ini. Dia lumayan bisa memuaskanku. Hampir di setiap kesempatan kami selalu mereguk kenikmatan duniawi. Paling sering sih di kontrakannya, karena sepi. Sedangkan di rumahku belum pernah karena ada pembantuku. Malah tak jarang, ketika kami sudah sama-sama pengen ML kami membooking hotel untuk menuntaskan nafsu kami. Mengingat-ingat kejadian itu libidoku perlahan-lahan naik.
Maka segera kuganti bajuku. Aku ingin tampil sexy di depan Adrian. Segera kugunakan celana pendek putih semi transparan yang ketat. Saking ketatnya terasa CD-ku tercetak di sana. Pantatku yang bulat sekal terlihat indah menonjol. Kemudian kugunakan tanktop putih ketat juga. Aku bercermin, lumayan sexy juga, batinku. Payudaraku yang lumayan besar tercetak di bajuku. Malah karena saking kecilnya bajuku itu, jika aku bergerak-gerak payudaraku juga terayun kesana kemari. Aku senang sekali melihatnya. Pasti Adrian suka melihatnya. Aku tak sabar ingin cepat-cepat berjumpa dengannya.
Beberapa saat kemudian kudengar suara klakson berbunyi. Itu pasti Adrian. Aku, bercermin sebentar memastikan penampilanku lalu membuka pintu. Benar saja, mobil Adrian sudah ada di depan gerbang rumahku yang masih terkunci. Aku berlari-lari menuju gerbang untuk membuka pintu pagar rumahku, hal itu otomatis membuat payudaraku terayun kesana-kemari. Adrian pasti melihatnya dengan jelas karena jarak yang tidak terlalu jauh. Payudaraku bergerak-gerak dengan bebasnya. Setelah kubuka gerbang, perlahan-lahan mobilnya masuk ke garasiku. Segera kututup gerbang kembali dan aku menghampirinya yang baru keluar dari mobil.
“Halo Sayang..” katanya. Dipamerkannya senyum manisnya. Kacamata coklat yang dipakainya menambah kesan macho-nya.
“Halo juga. Silahkan masuk, Say” kataku mempersilakannya masuk ke rumah.
Dia mengikutiku dari belakang. Aku bisa pastikan matanya tidak akan lepas dari pantatku yang bergoyang kesana-kemari dengan indahnya. Kemudian aku menutup pintu rumah dan menguncinya. Baru aku membalikkan tubuhku, Adrian sudah berdiri di depanku dengan senyum indahnya.
“Kamu sexy sekali hari ini, Sayang” katanya sambil mendekatkan bibirnya ke mulutku. Segera kusambut bibirnya dan kami melakukan french kiss.
“Terima kasih” jawabku sambil kembali menciumnya, kali ini ciuman kami makin dahsyat. Sambil menciumi bibirku, tangannya perlahan-lahan menjamah payudaraku. Aku semakin ganas membalasnya. Ketika tangannya mulai menyusup ke dalam tank topku, segera kuhentikan.
“Sabar dulu dong, Say. Ga sabaran amat” ucapku sambil menjauhkan tubuhku darinya.
“Mending duduk dulu, aku buatkan minum ya?”, Lanjutku lagi.
Aku sengaja menahan kenikmatan tadi, padahal sebenarnya aku juga sudah ingin sekali. Dia hanya mengangguk lalu pergi menuju sofa. Segera kubuatkan minum dan memberikanya kepadanya. Softdrink yang kusuguhkan Langsung dihabiskannya. Kemudian matanya menatapku. Aku tahu maksudnya. Maka aku pindah ke sebelahnya, lalu diciumnya bibirku. Aku hanya bisa memejamkan mata menikmati bibir lembutnya. Kemudian dia peluk aku dan tangannya mulai meremas-remas payudaraku. Aku mulai merem-melek sambil memutar badanku.
Sekarang aku duduk di paha Adrian berhadap-hadapan. Kembali kami berciuman dengan penuh gairah. Lidah kami saling beradu. Perlahan bibirnya turun ke pipiku lalu ke leherku. Diciumnya leherku. Lidahnya menari-nari dari ujung leherku ke ujung yang satunya lagi. Hal itu membuatku seperti cacing kepanasan saking nikmatnya. Tangannya tidak tinggal diam. Diremas-remasnya payudaraku yang mulai mengeras. Tangannya sungguh lihai meremas-remas payudaraku sehingga membuatku makin menggelinjang. Aku tak tahan hingga kembali kulumat bibirnya. Lidahku beradu dengan lidahnya lagi. Aku sudah tidak tahu kapan pertama kali aku semahir ini melakukan ciuman. Adrian mulai menyusupkan tangannya ke balik tank topku dan mencari pegangannya, payudaraku. Gesekan tangannya Langsung di permukaan kulit payudaraku hingga sungguh kenikmatannya tiada tara.
“Ehh.. Eh..” rintihku. Sejenak dihentikannya aktivitasnya karena menyadari sesuatu sambil bertanya..
“kamu ga pakai bra ya, Say?” aku hanya tersenyum lalu kembali melumat bibirnya.
Dia juga semakin ganas meladeni ciumanku. Tangannya makin keras meremas-remas payudaraku. Memelintir dari atas ke bawah dan sebaliknya. Kurasakan kemaluannya mulai menegang di bawah sana. Kemudian dia menghentikan remasan dan ciumannya, lalu mulai melepas tank topku. Aku membantunya melepaskan penutup payudaraku itu melewati kepala. Maka segera payudaraku yang tanpa penutup apa-apa lagi terpampang di hadapannya. Payudaraku yang putih, bulat kencang dengan puting berwarna kemerah-merahan menjadi santapan matanya. Dia sangat kagum melihat payudaraku. Walaupun sudah sering melihat payudaraku, bahkan menjilat, melumat dan menggigitnya, dia tetap saja menelan ludah menikmati pemandangan ini.
“Payudaramu indah sekali, Sayang!’ ujarnya.
Kemudian didorongnya kepalanya di antara kedua gunungku, lalu lidahnya bergerak di sana. Aku meringis dan mendesis menikmati momen tersebut. Kemudian dia mulai mencium payudaraku yang kanan, dilumatnya dengan penuh nafsu. Beberapa detik kemudian aku menjerit pelan karena aku merasakan gigitan pada puting kananku, dia dengan gemasnya menggigit dan mencupangi putingku itu sehingga meninggalkan jejak di sekitarnya.
“Hhmm.. indah sekali payudaramu ini Say,” pujinya lagi sambil tangannya yang satu lagi mengelusi punggung dan leherku dan berakhir di payudara kiriku.
Diremasnya payudara kiriku yang sudah tegak berdiri tersebut. Remasan dan jilatannya silih berganti antara payudara yang kanan dan yang kiri, sehingga menimbulkan sensasi kenikmatan yang tiada tara. Aku sampai melayang-layang dibuatnya. Puas meremas payudaraku yang kiri, tangannya yang kanan mulai menurun hingga mencengkeram pantatku yang bulat dan padat. Aku hanya bisa mendesah nikmat. Kuremas-remas rambutnya mencoba mengimbangi desakan birahi ini. Untung rumahku sepi, kalau tidak mana mungkin aku bisa bercinta di sofa seperti ini.
Setelah puas menggerayangi payudaraku, dia pun melepaskanku. Segera dibukanya bajunya, lalu dia membuka celana panjang beserta celana dalamnya sehingga kemaluannya yang dari tadi sudah sesak dalam celana dalamnya itu kini dapat berdiri dengan dengan tegak. Kemudian dia duduk di sofa dengan mengangkangkan kakinya. Matanya menatap mataku dengan penuh harap. Aku mengerti maksudnya. Dia ingin dioral tentunya. Sebenarnya aku kurang mahir melakukan oral sex, aku masih butuh belajar, tapi nafsu ingin saling memuaskan membuatku melakukannya. Maka perlahan-lahan aku duduk di Lantai menghadap kemaluannya.
Batang Adrian yang sudah tegang itu kini berada dalam genggamanku. Kukocok-kocok ke atas dan ke bawah. Nampaknya dia menikmati kocokanku. Tanganku yang halus naik turun di batangnya. Nampaknya dia sangat menikmati kocokanku di kemaluannya. Hal itu terbukti dengan matanya yang tertutup rapat. Aku menikmati ekspresinya yang keenakan itu.
“Uh.. Enak sekali Sabrina.. Oh..”, desahnya.
“Masukkan dong Say, ke mulutmu” pintanya.
Tanpa diminta 2 kali aku menuruti kemauan orang yang kusayangi itu. Perlahan namun pasti, kemaluannya kuarahkan ke rongga mulutku. Kemaluan itu kucium dan kujilat ujungnya dengan lembut bahkan sangat lembut sekali. Benda itu bergetar hebat diiringi desahan pemiliknya. Seponganku di batangnya kupadukan dengan sedikit kocokan. Adrian pasti keenakan kuperlakukan seperti itu. Tapi aku akan membuatnya lebih keenakan. Lalu kubuka mulutku lebih lebar untuk memasukkan kemaluan itu semuanya ke mulutku. Hhmm.. hampir sedikit lagi masuk seluruhnya, tapi nampaknya sudah mentok di tenggorokanku.
Dalam mulutku, kemaluan itu kukulum dan kuhisap, kugerakkan lidahku memutar mengitari kepala kemaluannya. Hanya itu yang kulakukan tapi tampaknya dia sudah blingsatan. Padahal harus kuakui bahwa oral sexku belum apa-apa dibandingkan cerita teman-teman cewekku yang pernah melakukannya. Bahkan masih kalah jauh daripada BF yang pernah kutonton. Tapi aku tetap meLanjutkannya. Toh Adrian masih keenakan. Memang sih, Adrian mengaku baru ML pertama kali denganku. Jadi dia belum bisa membandingkannya dengan yang lain.
Sesekali aku melirik ke atas melihat ekspresi wajahnya saat menikmati seponganku. Dia mengelus-elus rambutku dan mengelap dahinya yang sudah bercucuran keringat dengan sapu tangan. Adrian nampaknya tidak mau cepat-cepat keluar, maka ditariknya kepalaku. Aku berdiri tegak di hadapannya yang masih bersandar di sofa. Segera kulepaskan celana pendek beserta CD-ku sekalian. Matanya nanar melihat ketelanjanganku. Aku seperti manusia yang baru lahir, polos. Kini aku sudah telanjang bulat di hadapannya. Aku lalu naik ke pangkuannya. Dengan senyum nakal aku meremas-remas payudaranya yang bidang.
Lalu kubenamkan kembali wajahnya ke payudaraku hingga dia pun mulai menyusu di situ. Kali ini dia menjilati seluruh permukaannya hingga basah oleh liurnya lalu dikulum dan dihisap kuat-kuat. Tangannya di bawah sana juga tidak bisa diam, tangannya meremas-remas pantat dan pahaku. Dielus-elusnya paha putihku itu. Berbeda dengan pahaku yang dielusnya dengan lembut, pantatku justru diremasnya dengan keras. Gumpalan daging pinggulku menjadi bulan-bulanan tangannya.
Aku hanya mendesah-desah. Giginya yang putih menarik-narik puting susuku. Hal itu semakin membuatku merintih. Malah kini tangannya yang bercokol di pahaku mulai merambat semakin jauh. Aku tak kuasa untuk tidak merintih dan mendesah. Bongkahan pantatku diremas, payudaraku dilumat dan sekarang tangannya yang kanan menggerayangi kemaluanku dan menusuk-nusukkan jarinya di sana. Ohh.. nikmatnya, batinku.
Sebagai respons aku hanya bisa mendesah dan memeluknya erat-erat, darah dalam tubuhku semakin bergolak sehingga keringatku menetes-netes. Mulutnya kini merambat naik menjilati leher jenjangku, dia juga mengulum leherku dan mencupanginya. Cupangannya cukup keras sampai meninggalkan bercak merah. Akhirnya mulutnya bertemu dengan mulutku lagi dimana lidah kami saling beradu dengan liar. Sambil berciuman tanganku meraba-raba selangkangannya yang sudah mengeras itu.
“Dri.. Sekarang ya..”, pintaku memelas.
Aku sudah tidak tahan lagi ingin segera menuntaskan birahiku. Maka kuangkat pantatku sebentar dan mengarahkan kemaluanku ke kemaluannya. Dia memegang kemaluannya siap menerima kemaluanku. Sedikit demi sedikit aku merasakan ruang kemaluanku terisi dan dengan beberapa hentakan masuklah batang itu seluruhnya ke dalam. Aku tak kuasa untuk tidak menjerit kala batang Adrian membelah bibir kemaluanku. Sama sepertiku, dia juga mendesah menyebut namaku saat kemaluannya amblas ditelan kemaluanku.
“Oohh..!” desahku dengan tubuh menegang dan mencengkram bahu pacarku. Kurasakan lubangku agak nyeri, tapi itu cuma sebentar karena seLanjutnya yang terasa hanyalah nikmat.
Kemudian, secara perlahan-lahan aku menaikturunkan tubuhku di atas kemaluannya. Kupacu kejantanannya dengan goyanganku. Aku tiba-tiba menjadi gadis yang liar yang butuh kenikmatan. Kugoyang-goyangkan kemaluanku di atas batangnya sambil sesekali membuat gerakan memutar. Kemaluanku seperti diaduk-aduk. Aku sangat menikmati posisi ini, karena aku bisa mengendalikan permainan. Desahan-desahan nikmat menandai keluar masuknya batang Adrian. Adrian juga merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan. Matanya menatap wajahku yang kemerahan karena nikmat.
“Ahh.. Ahh..” desahku seiring dengan naik-turunnya tubuhku.
Payudaraku yang sudah menegang maksimun terayun-ayun dengan indah di hadapannya. Adrian juga mulai membantu menyodok-nyodok kemaluannya, sehingga kenikmatan yang kurasakan semakin bertambah. Tubuhku terlonjak-lonjak dan tertekuk menahan sensasi kenikmatan dunia. Hal itu membuat payudaraku semakin membusung ke arahnya. Kesempatan ini tidak disia-siakannya, dia Langsung melumat payudaraku yang kiri dengan mulutnya. Aku semakin menjerit keras. Dengusan nafasnya dan jilatannya membuatku merinding dan makin terbakar birahi.
Adrian semakin menyerangku dengan meremas-remas payudaraku yang kanan serta memilin-milin putingnya. Adrian sungguh pintar menyerang titik sensitifku. Sepuluh menit lamanya kami berpacu dalam adegan demikian. Saling berlomba-lomba mencapai puncak. Sodokan-sodokannya semakin lama semakin cepat dan makin berirama. Mulutnya tak henti-henti mencupangi payudaraku yang mencuat di depan wajahnya, sesekali mulutnya juga mampir di pundak dan leherku. Sungguh kenikmatan yang sangat indah. Tangannya yang tadi lembut menggerayangi paha dan pantatku, sekarang cenderung kasar. Aku sudah sangat kecapaian dengan posisi tersebut sehinga goyanganku semakin lama semakin tidak bertenaga. Malah kini dia yang aktif menyodok-nyodok kejantanannya.
Menyadari hal tersebut, Adrian minta ganti posisi. Ditariknya kemaluannya dari rongga kemaluanku. Ada perasaan kesal, tapi itu tidak berLangsung lama. Tubuhku dibalikkan telungkup di atas sofa. Lalu kakiku ditarik hingga terjuntai menyentuh Lantai, hingga otomatis kini pantatku pun menungging ke arahnya. Payudaraku yang dari tadi menjadi bulan-bulanannya menekan sofa karena aku telungkup. Adrian sibuk memegang erat-erat kedua pahaku.
“Siap-siap ya Say!” ujarnya.
Aku hanya bisa menganggukkan kepala menunggu kenikmatan seLanjutnya dengan posisi doggy style. Adrian pernah bercerita bahwa posisi ini sangat disukainya, karena dia yang mengambil kendali dan bebas meremas-remas semua bagian tubuhku, bahkan anusku. Sebelum menusuk kemaluanku, dia terlebih dahulu mencium punggungku. Seluruh tubuhku kembali bergetar, seakan terlempar ke-awang-awang. Sendi-sendiku bergetar menunggu kemaluannya menembus kemaluanku. Posisi ini membuat kegatalan birahiku semakin tak terhingga, hingga membuat aku menggeliat-geliat tak tertahankan.
“Adrian.. Buruan..!” rengekku sudah tidak tahan lagi. Adrian mematuhiku. Sambil meremas pantatku dia mendorongkan kemaluannya ke kemaluanku.
“Ohh.. Ngghh..!” desisku saat kemaluan yang keras itu membelah bibir kemaluanku.
Kemaluannya dengan perlahan dan lembut mengaduk-aduk kemaluanku. Kontan aku menjerit-jerit keras. Dalam posisi seperti ini sodokannya terasa semakin keras dan dalam, badanku pun ikut tergoncang hebat, payudaraku serasa tertekan dan bergesekan dengan sofa. Hal itu justru menimbulkan kenikmatan tersendiri, apalagi sofaku terbuat dari kulit sehingga gesekan di payudaraku terasa sedikit kasar namun nikmat.
“Ah.. Euh.. Ah.. Aw..” aku cuma bisa mendesah setiap kali dia menyodokkan kemaluannya ke kemaluanku.
Adrian menggenjotku semakin cepat. Kemaluanku dihunjam kemaluannya yang sekeras batu itu. Otot-otot kemaluanku serasa berkontraksi semakin cepat memijati miliknya. Dengusan nafasnya bercampur dengan desahanku memenuhi ruang tengahku. Mulutku megap-megap dan mataku terpejam. Beberapa menit kemudian dia menarik tubuh kami mundur selangkah sehingga payudaraku yang tadinya menempel di sofa kini menggantung bebas. Kemudian diLanjutkanya kocokannya. Payudaraku terayun ayun ke depan dan ke belakang. Terkadang payudaraku menyentuh sandaran bawah sofa sehingga menimbulkan rasa sakit. Tapi rasa sakit tersebut tertutupi kenikmatan yang menjalar ke seluruh aliran darahku.
Sambil berpacu dalam adegan doggy ini, tangannya kini tidak tinggal diam. Dia mulai menggerayangi payudaraku yang semakin ranum karena aku menungging. Ditariknya-tariknya benda kenyal itu sesuka hatinya. Aku merem-melek menikmati tangannya bergerilya dari payudaraku yang kanan ke payudaraku yang kiri. Aku menjerit kegelian saat dia mengocok kemaluanku dengan cepat dan keras, tapi dia meremas payudaraku dengan lembut sekali dan sesekali memelintir-melintir putingnya.
Tubuhku kembali menggelinjang dahsyat, pandanganku serasa berkunang-kunang. Gesekan-gesekan di lubang kewanitaanku serta remasanremasan di payudaraku membuat pertahananku sebentar lagi akan jebol. Pandanganku kabur dan kurasakan kesadaranku hilang. Akhirnya aku pun tak bisa lagi menahan orgasmeku. Mengetahui bahwa aku akan segera keluar, dia semakin bergairah, tubuhku ditekan-tekannya sehingga kemaluannya menusuk lebih dalam, tangannya pun semakin kasar meremas payudaraku.
“Aahhkk..!” jeritku bersamaan dengan mengucurnya cairan cintaku.
Kugenggam erat karpet ruang tamu merasakan detik-detik orgasmeku. Aku menggigit bibir merasakan gelombang dahsyat itu melanda tubuhku. Aku merasakan cairan cinta yang mengalir hangat pada selangkanganku. Tapi itu belum berakhir, karena Adrian masih terus mengocokku sehingga orgasmeku semakin panjang. Adrian juga nampaknya akan segera orgasme. Hal itu tampak dari adegannya yang khas jika akan orgasme.
“Aku mau keluar, aku mau keluar..” Adrian membisikkannya sambil ngos-ngosan dan masih terus mengocokku.
“Jangan di.. Jangan di dalam. Ah.. Ah.. Oh.. Aku.. Aku lagi.. Subur.”
Aku cuma bisa berbicara begitu, setidaknya aku bermaksud berbicara begitu karena aku tidak tahu apakah suaraku keluar atau tidak, pokoknya aku sudah berusaha, itu juga sudah aku paksa-paksakan. Aku tidak tahu apakah dia mengerti apa yang aku bicarakan, tapi yang jelas dia masih terus mengocokku.
Beberapa detik kemudian, dia mencabut kemaluannya, kakiku Langsung ambruk ke Lantai. Adrian yang menyodokku dari belakang akhirnya klimaks. Dia mengeluarkan kemaluannya dan menyiramkan isinya di punggung dan pantatku. Air maninya membasahi tubuhku bagian belakang. Tidak terlalu banyak spermanya, tapi sangat lengket kurasakan di tubuhku. Kemudian dia ambruk menindihku. Kurasakan kemaluannya yang menindih pantatku mulai mengecil.
“Terimakasih, Sayang” ucapnya sambil mengecup leherku. Aku hanya terpejam menikmati sisa-sisa kenikmatan barusan.
Akhirnya malam itu Adrian menginap di rumahku. Sudah bisa ditebak kami akan mereguk kenikmatan sepanjang malam sampai besok paginya karena libur.
Sesudah percintaan di ruang tamu tadi, Adrian menikmati tubuhku lagi di kamar mandi. Aku yang sedang mandi dikejutkan akan kehadirannya di depan pintu. Walau masih lemas, aku terpaksa meladeninya. Aku hanya diam di Lantai kamar mandi sedangkan dia yang aktif menyodokku. Malah yang seru adalah ketika sehabis makan malam di luar. Kami kembali ke rumah dan Langsung ke kamarku. Aku yang sudah bersiap-siap tidur diajaknya menonton BF di komputerku.
Adegan-adegan mesum di layar monitor membuat libidoku cepat naik. Aku mencoba memancing gairah Adrian, tapi dia menolak untuk menyetubuhiku. Aku bingung dibuatnya, tidak biasanya dia menolak seperti itu. Selama ini justru aku yang sering menolak bersenggama dengannya. Saat itu, katanya dia mau ML tetapi ada syaratnya. Dia memintaku untuk menari-nari seperti penari telanjang. Aku sih OK saja, berhubung dia adalah pacarku dan nafsuku ingin segera dituntaskan, maka aku menuruti kemauannya.
Bak seorang stripteaser professional, aku take action di hadapannya. Dia sangat bernafsu sekali menikmati pemandangan Langka tersebut. Baru setelah itu dia mengocokku. Kali ini tanpa basi-basi Langsung ditusuknya kemaluannya ke lubangku yang sudah sangat basah itu. Kenikmatan yang kuharapkan tercapai sudah. Aku benar-benar puas saat itu. Belum pernah kami bercinta sepanjang itu.

Ngentot Dengan Cewek Kosan


Namaku adalah Darso, usiaku 24 tahun, aku tinggal sendiri di sebuah rumah yang ckp besar untk aku tempati sendiri krn itu rumahku kujadikan tempat kost cewek. Apalagi rumahku letaknya berdekatan dgn universitasku. Aku menyeleksi semua cewek yang ingin kost di rumahku, mereka harus cantik, seksi dan gaul apalagi kalau wajahnya terlihat nakal, pasti langsung aku terima tinggal disini. Krn itu semua kamar terisi dgn cewek-cewek cantik. Itulah awal percintaanku dgn salah satu cewek kostku. Yang aku incar adalah Nunik krn dia sangat cantik dan bodynya sangat seksi, wajahnya sangat sensual menurutku, aku jatuh hati saat pertama melihatnya krn itu aku melakukan segala macam cara agar bisa memilikinya, mengantar dia kuliah pakai mobil, membantu menyelesaikan tugas, ajak dia jalan, nonton, shopping, pokoknya kumanjakan dia.

Akhirnya usahaku tak sia-sia, Nunik mulai jatuh hati padaku. Hal itu terjadi saat kami berdua pulang dari menonton bioskop. Tingkah laku Nunik terlihat lain, biasanya dia suka bercanda sampai tertawa ngakak, malam itu di dlm mobil dia tampak pendiam dan sering menatap wajahku lalu tersenyum manis, sebenarnya aku tahu isi hatinya tapi aku pura-pura tdk tau. “Kamu kenapa Say.. Sakit ya “, tanyaku sok perhatian. “Oh.. Nggak kok Yang.. Nunik jadi suka aja ngelihat Yayang..”, jawabnya polos. Kemudian kami tersenyum dan terdiam lagi sampai di rumah. Pada waktu jalan dia menggandeng tgnku lembut sampai di kamarnya. “Udah ya Say, skrg tidur ya “, kataku sambil beranjak pergi menuju kamarku. “Yang.. Kenapa ya Nunik kok jadi sayang sama Yayang..” ucapnya sambil memegang tgnku, matanya menatapku penuh harap. “Ah.. Ngaco kamu, udah tidur sana!”, jawabku sok cuek sambil berlalu. “Yang..! Temani Nunik bentar ya.. “, pintanya, aku hanya tersenyum lalu dia menggandengku masuk kamarnya. Setelah kamarnya kukunci, Nunik langsung memelukku. “Nunik cinta Yayang..”, katanya sambil mencium bibirku lembut. Inilah yang kutunggu, aku membalas pelukannya sambil mencium bibir sensualnya. Lama kelamaan ciuman kami semakin panas, lidah kami saling beradu penuh gairah, tgnku sdh tak tahan ingin meremas buah dadanya yang montok dan kencang itu. Kusandarkan dia di balik pintu, lalu aku memasukkan tgnku ke dlm bajunya, buah dadanya terasa empuk dan lembut saat kuremas meski putingnya sdh mengeras. Nunik tampak sangat menikmati permainan ini, matanya terpejam sambil sekali-kali mendesah nikmat.
Ciumanku mulai turun ke leher jenjangnya, lidahku menyapu tiap jengkal lehernya, tampaknya dia sdh tak tahan lagi saat puting susunya kujilati sambil kugigit lembut, lalu roknya mulai kulepaskan perlahan, tgnku kini mulai meraba-raba gumpalan bulu halus tempiknya sambil terus menjilati susunya, jemariku terasa basah saat kugesek-gesekkan di luar tempiknya, lalu aku jongkok, salah satu kakinya kuangkat dan kusandarkan di bahuku agar aku lebih leluasa menciumi tempiknya, lidahku menyapu klitorisnya sambil sekali-kali kusedot gelambir tempiknya, kakinya terasa bergetar menahan geli nikmat rangsanganku. Ckp lama kurangsang tempiknya dgn mulut dan lidahku, sampai akhirnya tubuhnya bergetar hebat. “Oh.. Yayang.. Nunik hampir..” bibirnya makin mendesah nggak karuan dan tgnnya makin menenggelamkan mukaku ke tempiknya. Lalu terasa banyak cairan kental yang hangat mengalir dan membasahi mulutku, ckp banyak yang tertelan di mulutku. Tampaknya dia mengalami orgasme hebat.
Lalu aku berdiri sambil mengusap mulutku yang basah, Nunik menatapku sambil tersenyum nakal, tgnnya melingkar manja di pinggangku, aku makin nafsu melihatnya lalu kugendong dia ke ranjangnya dan kurebahkan tubuhnya. Kulebarkan kedua kakinya lalu aku menindih tubuhnya, Nunik terlihat pasrah hingga membuatku makin bernafsu. Lalu sambil berciuman, kugoyang-goyangkan k0nt0lku sambil kugesek-gesekkan di bibir tempiknya. Batang k0nt0lku terasa basah dan geli, lalu kuarahkan k0nt0lku ke lubang tempiknya, kusodok pelan-pelan. Terasa sulit untk memasukinya krn lubangnya sangat sempit, aku terus menggoyang-goyangkan pantatku, terasa nikmat saat helm k0nt0lku masuk ke dlmnya. “Achh.. Yayang, pelan-pelan.. Sakit yang..” Nunik menjerit tertahan menahan sakit saat kosodok-sodokkan k0nt0lku lebih keras. Aku memperlambat gerakanku, akhirnya k0nt0lku masuk ke dlm tempiknya sedikit demi sedikit. “Uhh.. Achh..” desahnya saat seluruh batang k0nt0lku tenggelam, serasa seperti dipijat-pijat dan tersedot masuk ke dlm tempiknya.
Aku makin bernafsu melihat raut wajahnya yang mempesona, keringatku menetes membasahi tubuhnya, makin lama makin cepat sodokan k0nt0lku di dlm tempiknya, suara desahan kami makin keras di kamarnya, tak peduli ada yang mendengar. Kutindih dan kupeluk Nunik sambil kujilati telinganya. “Oh Yayang.. Nunik mau lagi.. Ahh..”, rintihnya. “Aku jg Say..”, balasku. Saat spermaku terasa menjalar di dlm urat k0nt0lku, gerakanku semakin cepat, akhirnya kami berdua mengalami orgasme bersamaan, spermaku muncrat memenuhi tempiknya, pelukanku makin erat, gerakanku makin melambat, tapi tgn Nunik terus mendorong pantatku agar aku terus bergerak.. “Terus.. Nunik hampir..” Lalu saat sodokanku kembali kupercepat, Nunik semakin keras meremas pantatku, pahanya makin erat menjepit pinggangku. “Achh.. Achh..”, desahnya saat dia mengalami orgasme kedua kalinya, terasa banyak cairan hangat membasahi k0nt0lku, lalu gerakanku berhenti.
Kupeluk terus dia sambil mencium keningnya, k0nt0lku masih tertanam di tempiknya sampai mengecil dgn sendirinya. Kemudian kulepas perlahan, terasa geli sekali dan kulihat ranjangnya telah basah oleh cairan kami berdua. Dan terlihat ada noda merah darah di ranjang itu, kutatap wajahnya, tak ada raut penyesalan di sana. “Nunik udah nggak perawan lagi Yang.. Jangan tinggalin Nunik ya..”, pintanya padaku. “Nggak mungkin aku tinggalin kamu Say, aku cinta kau..”, batinku. Lalu kami berdua tidur sambil berpelukan, aku bermimpi indah sampai pagi tiba.. Tak terasa matahari sdh terbit, hari sdh mulai siang, dan kulihat Nunik masih tidur pulas di sampingku sambil memelukku. Wajahnya tampak mempesona dan cantik sekali pagi itu. Aku sangat beruntung bisa memilikinya. Lalu kukecup lembut keningnya. Aku tak mau membangunkannya, jadi kutunggu saja sampai dia terbangun. Akhirnya tdk berapa lama Nunik terbangun dan menggeliat, kemudian dia menatapku. “Met pagi Say..”, katanya manja sambil menciumku. “Ihh bauu.. Sana mandi dulu..”, jawabku bercanda. “Gak mau kalau nggak Yayang mandiin”, balasnya genit. Lalu kugendong dia ke kamar mandi di dlm kamarnya. Lalu kami berdua mandi bersama. Saat kusiram tubuhnya dgn air dingin, Nunik tampak menggigil dan memelukku lagi. “Yayang.. Dingin nih.. Ntar aja mandinya ya..”, pintanya manja.
Lalu dia mulai merangsangku lagi, puting susuku dijilati dan tgnnya mulai nakal meremas k0nt0lku yang masih tidur. Lidahnya berputar-putar mengelilingi puting susuku, rasanya benar-benar nikmat sekali. Makin lama k0nt0lku mulai tegak lagi krn tak tahan menahan rangsangannya. Ketika tgnku ingin meremas buah dadanya, Nunik langsung menepisnya.. “Nggak boleh.. Aku mau puasin Yayang dulu..”. katanya. Lalu ciumannya perlahan mulai turun ke perut dan pinggangku, benar-benar geli dan nikmat sekali. Aku cuma bersandar di dinding menikmati rangsangannya. Lama kelamaan bibirnya mulai turun kearah k0nt0lku, perlahan dijilatinya mulai pangkal sampai helmnya. Aku benar-benar dimanja oleh sentuhannya yang begitu lembut. Sekali-kali matanya menatapku nakal, aku benar-benar tak tahan dibuatnya. K0nt0lku terus dikulum sambil dikocok perlahan. “Ahh udah say.. Sini gantian..”, bisikku lirih.
Lalu kubalikkan badannya membelakangiku dan aku jongkok di belakangnya, langsung saja kujilati vaginanya, baunya begitu harum khas wanita, kujilati perlahan sambil sesekali lidahku masuk ke dlmnya. Nunik mulai mendesah.. “Oh.. Yayang..”, aku semakin bersemangat merangsang klitorisnya, tgnku jg meremas pantatnya yang membulat bersih. Lalu jilatanku mulai naik ke lubang pantatnya.. “Ihh geli Yang..”, desahnya sambil tertawa kecil, jemariku kini mulai kumasukkan ke dlm vaginanya dan kuputar perlahan sehingga menimbulkan sensasi pada tubuhnya. Getaran kakinya mulai terasa dan desahnya mulai tdk karuan. “Oohh.. Achh”, lalu aku berdiri dan k0nt0lku kini mulai kugesek-gesekkan di bibir vaginanya. Kumasukkan perlahan dan kugoyangkan pelan-pelan, kami sangat menikmati permainan yang lembut ini.
Akhirnya k0nt0lku benar-benar terbenam seluruhnya di dlm vaginanya, tgnku terus meremas-remas pantatnya. Nunikpun jg ikut bergerak maju mundur seirama dgn gerakanku. Lalu saat gerakan kupercepat, Nunik tampak sdh tak tahan menghadapi gempuranku, tubuhnya mulai bergetar dan desahnya makin keras di dlm kamar mandi. Orgasmenya mulai mengalir membasahi k0nt0lku, begitu basah dan hangat terasa, lalu kurasakan spermaku mulai mengalir di dlm batang k0nt0lku dan gerakanku makin cepat menyodok tempiknya. Akhirnya sperma telah berada di ujung k0nt0lku dan ketika akan kutarik keluar, Nunik menahannya.. “Yayang, dikeluarin di dlm saja..”
Akhirnya aku tak jadi menarik k0nt0lku dan melanjutkan sodokanku, lalu spermaku muncrat membasahi vaginanya. Mataku terpejam menikmati orgasme yang begitu hebat itu. Akhirnya saat permainan telah selesai, kupeluk dan kukecup lembut keningnya, lalu kami berdua meneruskan mandi sambil saling membasuh tubuh dan bercanda. I love u Honey..

Main Dengan Ayam Kampus Lokasi KKN


semua selamat datang,  kali ini  gue mau menceritakan pengalaman waktu KKN ( Kuliah Kerja Nyata ) Januari lalu tahun ini.   Demi menjaga privasi orang yang bersangkutan dan berada dalam cerita seks ini disamarkan namanya,  dan maaf kalau  penggunaan bahasanya agak formal,  langsung saja. 

Perkenalkan,  nama ku S,  mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi negeri terkenal di kota Surabaya,  dan kebetulan aku juga asli dari kota Surabaya tersebut,  jadi aku tidak kos.   Banyak orang mengatakan sih wajahku ini pas,  kadang pas jeleknya kadang pas gantengnya,  hahahaha.   Pada saat Januari lalu,  aku baru saja malaksanakan kegiatan KKN di kampus ku,  berbeda dengan teman2ku yang lain yang sudah melaksanakannya pada bulan puasa tahun lalu.   Ya maklum lah,  mahasiswa dengan nilai pas-pas an,  IP dari 1,  2,  3 juga udah pernah,  yang 4 nya belum sih ehehehe. 
Kebetulan,  pada saat pembagian kelompok,  aku berbarengan dengan seorang cewek yang juga sejurusan denganku,  sebut saja T.   Tetapi kita kenal hanya sebatas kenal karena satu angkatan dan satu jurusan.   Kalau  boleh dibilang sih,  paras cewek sejurusanku ini cantik lah,  tingginya kurang lebih sekitar 155cm an,  rambutnya panjang terurai,  dengan tubuh yang tidak gemuk dan tidak kurus,  pas lah menurut ku.   Kalau  bicara soal buah dada sih,  relatif ya,  tiap orang punya selera masing-masing.   Untuk ukuran buah dadanya sih standar,  34a atau 34b lah.  Dari sejak awal survey lokasi desa yang akan kami tempati,  kami berdua selalu bareng,  jadi dengan KKN ini kita menjadi semakin dekat. 
Pada saat survey pertama dia masih bonceng dengan teman KKN ku,  namun pada saat survey ke dua,  entah angin darimana dia mengajakku untuk survey berdua saja,  maklum pada saat itu teman-temanku yang lain masih pada sibuk dengan urusan masing-masing dan yang bias hanya kami.   Awalnya aku sih berpikiran santai,  tapi kadang terlintas di pikiranku takutnya teman-temanku yang lain berpikiran yang aneh-aneh,  dan akirnya aku menyarankan T untuk mengajak teman satu lagi dengan alasan agar rame.   Singkat cerita kita akhirnya berangkat dengan teman KKN ku cewek 1 lagi dengan pacarnya dan aku berboncengan dengan T.   Selama perjalanan aku sedikit tidak konsentrasi karena dadanya yang selalu nempel pada punggungku,  dan aku sengaja menaruh tas ku di depan karena desa yang akan kami gunakan untuk KKN lumayan dingin,  selain itu karena jalan yang naik turun dan motorku yang model ayam jago yang jok belakangnya agak naik,  membuatnya selalu merosot dan buah dadanya yang lumayan dan empuk itu nempel di punggungku,  dia pun aku perhatikan dari spion motorku tampak membenarkan posisi duduknya,  semakin nggak karuan nyetir,  dari berangkat sampai aku mengantarkannya ke kosnya,  udah kemana-mana pikiran. 
Singkat cerita kita tiba di hari H dimana kita tinggal di rumah warga yang berada di pedesaan yang lumayan dingin.   Selama KKN,  kemanapun kelompokku ada acara atau main,  aku dan temanku T ini selalu bersama,  udah nggak bisa dipisah lah kalau  dibilang,  hehehe.   Oya si T udah punya pacar juga,  dan pacarnya mempercayakan T ke ane untuk jaga doi,  soalnya udah pernah ketemu juga sama pacarnya T,  ya ane sih iya-iya aja,  toh paling juga gitu-gitu aja.  Selama 1 bulan lebih sedikit,  kegiatan KKN ya gitu aja,  selama di tempat kami tinggal,  aku perhatiin si T bajunya ya baju rumahan biasa cuma kadang suka nerawang sehingga nampak BH nya yang warna warni,  sering aku ngingetin juga ke T kalau  BH nya itu keliatan ato sejenisnya,  ya maklum sih naluri dari jaman SMA kalau  ada temen cewek yang keliatan BH nya gitu suka ngingetin tapi nggak menutup kemungkinan curi-curi juga,  hehehe.   Kami berdua pun semakin dekat,  saat kita foto,  dia lebih sering ngerangkul aku,  dan bodohnya aku malah pasang muka bingung,  saat tanganku agak longgarpun dia nggak segan-segan untuk menggandeng tanganku sehingga aku pun merasakan tonjolan buah dadanya yang lumayan itu. 
Pada saat minggu ke dua saat program kerja udah pada mulai jalan,  kita sibuk dengan program kerja masing-masing sesuai jurusannya,  aku dan T sengaja menyamakan agar kita bisa bareng terus gitu.   Saat aku dan T sudah selesai dengan program kerja kami entah kenapa ingin pulang dulu,  teman-temanku yang lain pun tanpa menaruh curiga mengiyakan saja dan kami pun pulang.   Setiba di rumah,  tidak ada orang sama sekali,  pikirku pemilik rumah ini lagi ke warung karena memang punya warung yang tidak begitu jauh dari rumah.   Akhirnya temanku T langsung ke kamar begitu juga aku untuk ganti baju dan tiduran santai karena merasa capek.   Tiba-tiba T memanggilku dari atas,  oya letak kamar cowok dan cewek ini atas bawah,  kami para cowok di bawah sedangkan di atas kamar cewek dan toilet.   Aku pun datang dan menanyakan ada apa,  ternyata si T ingin ngobrol-ngobrol denganku,  kita bicara macam-macam dari saat dia SMA dan kesibukannya,  tetapi saat aku bertanya tentang pacarnya,  doi terdiam sejenak dan tiba-tiba air matanya keluar.   Bingung bukan kepalang karena aku jarang menghadapi seorang cewek yang nangis dihadapan langsung,  saat kuberanikan bertanya lagi,  ternyata dia lagi ada masalah dengan pacarnya dan katanya lagi putus.   Iya sih,  beberapa hari sebelumnya saat dia murung juga aku tanya kenapa,  dan memang lagi ada masalah.   Ya aku nggak bisa berbuat banyak selain menenangkannya,  saat aku coba beranikan membelai rambutnya yang terurai dia hanya diam saja,  lalu aku mengusap air matanya,  dia tampak kaget dengan perlakuanku ini,  lalu digenggamnya tanganku.   Aku pun bingung ada apa,  dan kami bertatapan mata lumayan lama sehingga entah siapa yang memulai bibir kami sudah bersentuhan tipis.   Aku rasakan pergerakan nafasnya yang masih belum teratur akibat dia menangis tadi.   Sambil aku memegangi pipinya yang agak basah,  bibirku menjauh dan membisikan di telinganya “masih ada aku disini” dia pun mengangguk kecil,  saat aku tatap lagi matanya dia langsung menyambar bibirku dengan halus dan perlahan.   Ku ikuti pergerakan bibirnya sambil dalam hati berpikir “ganas juga ini cewek” dan aku mainkan lidahku.   Dia pun merasa geli tapi menikmatinya karena bibirnya selalu nempel di bibirku sambil melenguh “mmmmhhh.   .   .   mmhhhh .   .   .   .  ”.   Tanganku pun yang tadinya di pipinya sekarang sudah mendarat di pinggulnya sambil menelusuri lekuk tubuhnya.   Kami melepas ciuman kami sejenak dan saling bertatapan,  dia melempar senyuman dengan matanya yang sayu,  membuat setiap orang seakan ingin mencumbunya,  lalu aku meminta ijin untuk memegang buah dadanya yang lumayan itu,  dia hanya mengangguk dengan senyuman.   Kami lanjutkan lah perang bibir dan lidah kami sambil aku meremas buah dadanya yang saat itu mengenakan BH warna putih pink.   Dia mendesah menikmati “aahhh.   .   .   ahhh .   .  ” sambil bibirku mencumbu lehernya. 
Sialnya saat aku hampir mengangkat BH nya terdengar suara motor teman-temanku yang datang.   Kami pun tergesa-gesa membenahi diri. Semenjak kejadian tersebut,  dia lebih sering memanggilku “pacar”,  pertamanya aku pun kaget karena dia memanggil begitu di depan teman-temanku pada saat dia sedang membuatkan mie untuk ku dan teman-teman cowok yang lain.   Tetapi entah kenapa teman-temanku ini tahu bahwa itu hanya bercandaan,  ya aku sih terserah mau dia panggil apa asal bisa menikmatinya tubuhnya deh,  hehehe. 
Pada minggu ke 4,  dia mendadak minta ijin pulang ke ketua ku karena ada urusan keluarga dan aku dimintanya untuk mengantarkannya bertemu dengan orang yang akan menjemputnya.   Spontan di jalan aku pun bertanya “emang dijemput siapa deh? Papah mamah mu?” dia pun membalas,  sama pacarnya.   Agak kaget tapi nggak begitu kaget juga karena dia 3 hari sebelumnya cerita ke aku kalau  dia balikan lagi.   Aku pun merespon dengan jawaban santai,  dia pun seolah merasa bersalah dan berkata “nggak apa kan aku dijemput pacarku?”,  aku pun menjawab “ya nggak apa dong,  kan pacar kamu,  kalau  di sini kita pacaran,  kalau  udah balik atau selese KKN nya kita kembali seperti biasa”.   Dia mengangguk sembari memeluk ku di jalan karena di jalan pedasaan ini sepi dan jarang kendaraan lewat,  sesekali dia mengecup leherku.   “Kamu mau pulang kok masih curi-curi sih”,  balasku.   Dia hanya cekikikan sambil memeluk semakin erat. 
Skip skip skip,  2 hari kemudian sore haris saaat aku sedang santai jalan-jalan di kompleks pedesaan tempat aku tinggal bersama temanku,  si T menelponku “car,  lg sibuk nggak? Kamu lg di mana?” tanya nya,  “lagi jalan-jalan santai sih bareng anak-anak,  ada apa?”,  jawabku.   “jemput aku di tempat kemaren bisa nggak?” langsung sigap aku menjawabnya,  “bisa dong kalau  buat kamu”,  sambil pake nada genit,  “ih gombal,  oke deh 10 menit lg aku sampe kok,  jangan lupa lho,  muuaaach”.   Tut tut tut .   .   .   baru mau dijawab udah diputus teleponnya,  langsung saja berpamitan dengan teman-temanku dan aku langsung mengambil motor ayam jago standarku untuk menjemputnya. 
Sesampainya di tempat dia menjemput ternyata dia udah duluan dan sendirian,  “lho kamu sama siapa kok sendirian?”,  tanyaku.   “tadi sama pacarku,  dia udah pulang duluan”,  jawabnya.   Dalam hati ku “buset ini pacarnya geblek amat,  kalau  pacarnya ditinggal sendiri gini kalau  digodain orang desa gimana,  payah” dan kebetulan emang si T ini menjadi primadona di kalangan pemuda desa karena paras cantiknya.   Akhirnya dia langsung membonceng dan kita pun tancap gas.   Di perjalanan pun kita ngobrol-ngobrol “lho waktu tadi kamu telepon pas ada pacarmu?”,  tanyaku,  dia menjawab cekikikan “ya nggak lah,  car,  tadi dia lagi beli cemilan aku nunggu di mobil”.   “kirain pas ada pacarmu kamu pas telepon tadi”,  jawabku lg,  “takut ya? Hihihihi”,  sambil dia nyubit pinggang ku.   Anjir,  malah nantangin,  “bukan takut sih,  cuma main bersih aja kita”.   Timpalku.   “alah sok-sok an huuuuu,  cubit lagi nih.  ” Balasnya.   Dan kamipun begitu sampai setibanya di posko KKN.   Dia pun bergegas langsung mandi dan aku pun masih ngumpul nonton tivi bareng teman-teman yang lain. 
Lusanya cuaca pun mendung,  kita berencana mau ke SD sekitar tempat kami KKN untuk sosialisasi terkahir kalinya,  aku bangun terlambat dan dapat jatah mandi paling terakhir karena kamar mandi di rumah ini cuma 1,  ada juga temanku yang buru-buru sudah biasa mandi di tetangga sebelah posko KKN kami.   Dan entah disengaja atau nggak,  si T juga kesiangan dan juga baru mandi setelah aku selesai mandi.   Pada saat T mandi pun aku tidak memikirkan hal yang lain selain siap-siap untu acara sosialisasi ke SD.   Kami berdua ditinggal karena waktu pun sudah menunjukan pukul 9 pagi dan acara dimulai jam 9.  30 nya.   Sesaat aku dan T sudah siap bergegas berangkat,  tiba-tiba hujan pun turun lumayan deras,  kami mengabari ketuaku datang terlambat.   Pertamanya ketuaku meyuruh kami untuk memakai jas hujan,  namun aku teringat jas hujan ku dan punya T terbawa di motor temanku yang sudah berangkat.   Ya sudah deh akhirnya ketuaku memaklumi dan mengatakan untuk tidak memaksakan kalau  memang deras,  kebetulan di SD nya pun juga hujan yang lumayan. 
Aku dan T pun ngobrol-ngobrol biasa,  bercanda kadang T suka cubit pinggangku,  aku pun melontarkan pertanyaan “eh ini bapak sama ibu yang punya rumah nggak di rumah? Kok tumben pagi-pagi udah nggak ada di rumah”.   “kata anak-anak tadi bapak ibunya pamitan mau ada acara di kota katanya,  ada sodaranya nikahan”,  balas si T.   lalu duduk kami berdekatan entah ada angin apa,  aku pun membelai rambut nya yang wangi serta menciuminya karena memang dia habis shampoan.   Aku pegang lembut pipinya dan dia pun berkata “aku nggak nyangka kita bisa gini”,  aku pun bingung apa maksud dari perkataannya “maksudmu?”,  jawabku singkat,  dia pun merebahkan badanya ke pelukanku dan menyandarkan kepalanya di bahu ku,  “ya gimana ya,  kamu baik,  bisa ngertiin aku,  perhatian tapi waktunya malah kaya gini,  kamu itu beda banget sama pacarku yang suka ngekang aku,  protektiflah,  apa-apa nggak boleh”.   Aku paham arah pembicaraannya,  aku balas,  “lho kan tinggal diputusin aja gampangkan pacarmu?”.   “nggak semudah itu,  orangtua ku sama dia udah deket,  begitu juga sodaranya,  udah 3x selama KKN ini aku minta putus tapi dia nggak mau”. 
Saat itu aku memperhatikan matanya berkaca-kaca,  sambil aku belai rambutnya aku pun menenangkannya dengan gaya sok cool romantis gitu Cerita Panas Indonesia KKN Berbuah Manis with Ayam Kampus Cantik “ya udah,  nggak apa,  emang begini jalannya,  kalau  di sini kita emang gini,  tapi kalau  di kampus kita seperti biasa aja,  kamu tahu sendiri kan aku juga udah punya pacar,  semuanya pasti baik-baik aja kok,  kalau  jodoh emang nggak kemana”. 
Dia pun makin menjadi tangisannya,  tampak bedak di wajahnya luntur akibat air matanya.   Aku pun mengusap air matanya dan menenangkannya.   Dia menatapku dalam-dalam kemudian tanpa kita sadari bibir kami sudah bersentuhan entah ada angin apa T melumat bibirku dengan kencang.   Aku pun membalas dan memainkan lidahku,  dia juga nggak mau kalah “mmmmhh.   .   .   mmmhhh .   .  ” tanganku pun sudah berada di buah dadanya yang masih terbungkus jaket KKN.   Dia melepas ciumanku dan berbisik “di kamar aja” langsung saja aku bawa ke kamar cowok yang biasa digunakan tidur oleh temanku,  aku lepas jaket T,  dia mengenakan kemeja denim menurutku membuatnya tampak makin cantik.   Dia nyeletuk “kok diem aja?” dalam hatiku “wah ini anak emang bener-bener deh” langsung saja aku cumbu lagi bibirnya,  aku lumat,  aku mainkan lidahku,  dia pun tak mau kalah juga membalas lidahku dan sesekali menyedotnya.   Tanganku pun sudah berada di atas balutan BH nya yang ukuran 34b (yang ini tanya ke doi akhirnya tau) dengan warna merah yang mengundang gairah.   Langsung saja aku copot pengait BH nya dan nampak buah dada T dengan ukuran 34b nya,  aku remas aku mainkan putingnya dia hanya melenguh “aahhh.   .   .   enak car mmmhhhh” sementara bibir ku masih menciumi telinga dan leher nya.   Sekitar 15 menit aku mainkan buah dadanya dia seperti nya udah di ubun-ubun nafsunya “diemut car.   .   .   diemut mmhhhh” tanpa komando pun aku juga sudah menjilati antara buah dada nya,  lalu mengemut putingnya yang kecil berwarna coklat muda sembari tangan kanan ku memainkan dan meremas puting dan buah dadanya yaang kiri “iya caaaar,  enak diemut mmmmhhhh.   .   .   geli caaar,  aaaahhhh.   .   .   aaahh.   .   .  ”
Saat itu juga tangan ku yang kanan pun sudah mengorek memeknya yang dibalut celana jeans ketat,  aku merasakan memeknya sudah basah.   Aku pun langsung mencopotnya dan nampak lah celana dalamnya yang berwarna merah juga,  warna ini sungguh membuat ku nafsu. Ku lepas baju dan celana ku serta celana dalam ku sehingga “adik” ku yang tidak besar dan tidak kecil ini mencuat dengan keras.   T pun langsung menyergap “adik” ku dan menjilati nya serta di sedot nya,  “ahhh caaar,  enak caaar,  sedot terus sayaaaang aahhh.   .   .  ” celoteh ku.   Ku akui wajahnya yang cantik sambil mengemut “adik” ku ini sangat menggairahkan.   Aku pun nggak diam aja,  aku copot celana dalam T dan terlihat sebuah gundukan yang bersih terawat tanpa bulu sehelaipun di memeknya,  hal ini membuatku semakin bernafsu.   Ku jilati memeknya sehingga posisi kita sekarang di posisi 69,  sungguh nikmat sedotan si T.   Ku jilati gundukan kecil di memeknya yang bersama klitoris sembari dia masih mengulum “adik ku” “aaahhhh.   .   iya sayaaaaang,  jilat terus yang situ aaahh.   .   .   mmmhhhh.   .   .  ”
Sekitar 10 menit kita berada di posisi 69 lalu aku merebahkan tubuhnya di kasur lipat yang dibawa teman ku,  aku ciumi bibir nya,  lehernya,  emut putingnya dan meremas buah dadanya “sayaaang mmmhhhh.   .   .   terus caaar.   .   aaahh.   .   .  ”
Saat aku gesek-gesek “adik” ku di memeknya dia menggelinjang keenakan,  “ayo caaar di masukin mmmhhhh.   .   .  ” agak sempit emang memeknya si T meskipun sepertinya sudah pernah melakukan seks,  tapi itulah yang menjadikan nafsu ku untuk menggenjotnya terus,  aku masuk kan perlahan “pelan-pelan caaaar,  mmmhhh.   .   .   enak caar aaaahh.   .   .  ”
Setelah sudah masuk semua batang “adik” ku genjot maju mundur pelan-pelan agar memek T terbiasa.   Ku genjot pelan maju mundur dia pun sudah melenguh keenakan nggak karuan “caar terus caaar aahhh.   .   .   punya mu mmhhhh.   .   .  ” lalu kunaikan temponya dan dia semakin mendesah,  menggelinjang “aaahhh.  .   aaahhh.   .   .   terus caaar.   .   mmmhhh.   .   .   enaaak aaah… aku milikmu aaahh.   .   .  ” sambil dia melingkarkan kakinya erat ke pinggangku. 
Setelah itu kita berganti gaya doggy style,  aku merasakan cengkeraman memeknya semakin peret semakin nikmat untuk di genjot “yaaaang.   .   .   aaaaahh.   .   aaaah.   .   .   te.   .   .   ruuus yaaang.   .   .  ” Desahannya justru membuat ku semakin bernafsu,  ku genjot semakin kencang dan dia semakin melenguh keenakan “caaaar.   .   .   aku mau keluaaar.   .   .   aaaaahh…” dan akhirnya aku merasakan cairan hangat mengalir di dalam memeknya.   Ternyata dia sudah keluar duluan. 
Aku biarkan dulu sekitar 2 menit untuk dia menikmati masa orgasme nya,  lalu sekarang giliran dia yang diatas alias WOT.   Di posisi ini dia justru semakin menjadi memeknya,  dengan gerakan naik turunnya dan kadang di pelintir mirip dengan film bokep yang biasa aku tonton,  nikmat sekali dengan cengkeraman memeknya nya yang masih lumayan seret dan kencang.   “Terus pelintir sayaaang aaaah.   .   enaaak caaar.   .   .  ” desahku. 
Tanganku juga nggak mau kalah,  keduanya Meremas dan memainkan puting coklat muda nya.   “geliii caaar.   .   aaaah.   .   .   aaah.   .   aaaahh.   .   .  ” dengan gaya pelintir nya tadi membuat “adik” ku seakan ingin memuntahkan maninya karena emang saking enaknya.   “aku mau keluaaar yaaaang.   .   .  ” dia pun juga membalas “barengan caaaar.   .   .   kontol kamu enak banget aku mau keluaaar lagiiii aaaahh.   .   .  ”
Dan selang beberapa menit kemudian aku pun udah nggak kuat menahan isi “adik” ku begitu pun T yang sudah mau keluar kedua kalinya,  “caaar.   .   .   terus caaar.   .   .   aaaahh.   .   .   mmmhhhh.   .   .   akuuu miliik.   .   .   muuuu.   .   aaaaahh…” akhirnya kami berdua pun keluar bersamaan dan T langsung lemas di pelukan ku. 
Hari berganti dan terus berganti hingga tiba saatnya KKN kami selesai,  semenjak kejadian itu sebelum tiba hari pelepasan dari kampus dan perangkat desa,  T masih sering mengajak ku ya walau sekedar curi-curi cium,  memainkan dan meremas buah dadanya.   T pun memeluk satu-satu temanku,  dan pada saat memeluk ku erat sekali pelukan nya.   Aku sudah tidak menghiraukan temanku yang lain,  nampak air matanya menetes dari wajah cantik nya dan aku pun mengusap nya. 
Saat tim kami akan menuju ke kecamatan untuk upacara pelepasan aku sengaja memacu kendaraan ku pelan agar bisa ngobrol lebih kama dengan T.   “sudah saatnya kita kembali ke kehidupan masing-masing,  kamu yang aku kenal di kampus akan selalu aku kenal seperti kamu di sini,  kita tetep usahakan komunikasi walaupun nggak se sering di sini,  terimakasih untuk kebersamaan nya,  semuanya yang kamu beri untuk aku”.   T terdiam agak lama,  memeluk ku erat,  lalu dia juga membalas “terimakasih juga udh ngertiin aku,  nglindungin aku,  kamu lebih dari yang aku duga,  aku harap ini bukan perpisahan,  di kampus mungkin aku nggak bakal bisa panggil kamu pacar,  tapi di dalam hatiku kamu tetep pacar aku”.   sambil dia mengecup leher ku saat perjalanan ke kecamatan. 
Akhir cerita sampai saat ini kita masih sering ketemu di kampus karena kita sama-sama sedang menyelesaikan skripsi,  meskipun kita hanya melempar senyum,  ada maksud tersendiri dibalik senyuman nya,  kita juga masih sering ngobrol tapi kita juga jaga jarak untuk pacar kita masing-masing. 
iklan banner PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork
 
Support : DATOK99 | # | #
Copyright © 2014. INDOMOVIE365 - All Rights Reserved